Sunday, March 1, 2015


TUNAS-TUNAS BANGSA MULAI LUNTUR
Gaya tren hidup masa kini memang terkesan megah dan mewah, apa lagi daerah perkotaan yang selalu tidak mau kalah dengan teman se-bayanya, terlebih dalam masalah penampilan, pacar, dan pergaulan. Istilah nama sebutanya adalang “Gengsi”, gengsi selalu di nomor satukan demi memperlihatkan kepada dunia bahwa; aku ini keren, maco, gaul. yang jelas ini menjadi kebiasaan anak muda masa kini. Lalu, mereka memakai uang siapakah untuk mencukupi gayanya tren tersebut,? hasil mencurikah, meminta dengan paksa, atau jangan-jangan hasil membohongi orang tuanya dengan biaya SPP dinaikkan sendiri, atau memakai alasan lain demi mendapatkan uang tersebut.
Apakah mereka belum memahmi makna hidup yang sesungguhnya, atau bahkan mereka sudah memahaminya, akan  tetapi karna disebapkan gengsi mereka menutup hati, seolah-olah tidak mengerti sama sekali, dan sudah  tidak mau mengerti…??? Padahal, pemuda yang seharusnya menjadi penggerak Bangsa, penggerak perubahan untuk mencapai titik kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan bersama.
Lantas, ilmu seperti apakah yang selama ini ia dapat dari bangku sekolah…? Atau mereka tidak pernah masuk sekolah, setiap hari selalu mengadakan mbolos bersama-sama sambil membawa kekasih hatinya kemanapun ia pergi…? Kalau sudah begini siapa yang bertanggung jawab…? Apakah karna guru yang kurang memperhatikan keinginanya si murid tersebut, atau bahkan orang tualah yang kurang dalam menasehati, dan tidak ada pantauan dari jarak dekat maupun jauh, atau kita yang salah karna tidak bisa merubah cara berfikirnya…??? Hemmmm….!!!
Perbedaan manakah antara zaman dahulu dengan zaman sekarang ini,..? zaman yang semakin tidak jelas, ketua hukum melanggar hukumnya sendiri, antar sesama saling bertarung, korupsi-korupsi meraja lela, penyelundupan obat terlarang bisa masuk ke negara yang disitu negara mengharamkan obat-obatan tersebut. Dulu, bungkarno hanya membutuhkan 10 (sepuluh) pemuda untuk menggoncangkan dunia se-isinya, dan kita yang sudah mempunyai lebih dari 10 bahkan lebih banyak pemuda-pemuda, pemuda pejuang di masa akan datang, pemuda penerus bangsa. tetapi, pada zaman ini pemuda pejuang kian luntur, entah kemana perginya. Lalu, upaya yang bagaimana untuk mencetak, memelihara pemuda penerus bangsa ini,..? dulu, Indonesia diperjuangkan sampai berdarah-darah bahkan nyawapun menjadi taruhanya, kita sebagai pewaris kemerdekaan seharusnya bisa merawat kembali, yang jelas jangan sampai luntur penerus-penerus bangsa kedepan.
Kalau sudah begini siapakah penerus-penerus tunas bangsa kedepanya, atau sudah berhenti sampai disini…? “oh god”. Ini penyebapnya apa, apakah karna mengonsumsi obat-obat terlarang, seperti halnya narkoba, dan narkotika, apa karna pengaruh lingkungan sekitarnya, atau mungkin karna sering nonton film-film di TV, film yang tidak ada artinya, justru memberikan dampak negatif sehingga ia terpengaruh film tersebut, lalu di praktekan dalam kehidupan sehari-harinya…!!! Dalam keadaan seperti ini apakah orang tuanya sudah mengetahui tingkah laku putra dan putrinya yang sudah kelewatan, atau bahkan sudah takut pada putra dan putrinya itu, karna sudah berani melawan sikap orang tuanya yang melarang ia bertindak, mungkin juga orang tuanya sudah menyerahkan guru-guru di kelas, .. hemmmm, zaman semakin aneh dan membingungkan “gila”.