Wednesday, November 26, 2014


LAGI-LAGI APARAT MELAKUKAN KEKERASAN
Pengunjuk rasa dari PMII, BURUH, LSM, DAN TOKOH PEMUDA, dalam aliansi APBN (Aliansi Penolakan Bbm Naik) di seret aparat kepolisian padahal, para pengunjuk rasa hanya mau membakar kertas dan kardus sebagai simbolis kekecewaanya terhadap Dewan Perwakilan Daerah yang itu belum sama sekali membahas terkait kenaikan harga BBM yang kemudian membuat bahan pokok ikut naik pula. Pastinya ini menyiksa para masyarakat kecil, buruh, nelayan, dan sopir angkot yang mana gaji tidak berbanding lurus dengan pekerjaanya bahkan untuk membeli kebutuhan primer lainya tidak cukup. (syafik)

Saturday, November 22, 2014


PMII GANDENG KAUM BURUH MENGGELAR AKSI TOLAK BBM
Gresik,21/11/14. Mahasiswa yang tergabung Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Gresik mengadakan aksi turun jalan untuk serentak menolak atas kenaikan harga BBM yang mengakibatkan Rakyat kecil, Tani, Sopir Angkot, dan Buruh, mengalami kesengsaraan sama halnya waktu  Indonesia belum merdeka, Rakyat menangis, menjerit histeris, di jajah oleh orang Belanda tapi, sekarang mau dikembalikan lagi dengan menaikan harga BBM yang kemudian akan berdampak semua bahan pokok ikut naik.
Dalam orasinya Bogel menyampaikan bahwa “dalam pemerintahan Bapak Jokowi-Jusuf Kala tidak sesuai dengan janji-janji yang telah ia lontarkan saat kampanye dulu yang katanya akan memihak kepada Rakyat miskin, Rakyat kecil, namun semua itu tinggalah janji belaka yang ada hanyalah penindasan, eksploitasi masyarakat”.
lanjut asroul Faizin selaku Ketua PC PMII Gresik bahwa Jokowi-Jusuf Kala tidak jauh berbeda dimasa Pemerintahan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang itu juga menaikan harga BBM, bahan pokok, dan diselingi dana Bantuan Sekolah gratis (BOS) tapi, faktanya dari pihak Sekolah masih menarik tarif biaya untuk Sekolah sekarang dibawah Pemerintahanya Bapak Jokowi juga menaikan harga BBM dan diselingi dengan program Kartu Sehat, Kartu Sejahtera namun, faktanya semua itu tidak mampu untuk mengakomodir seluruh Rakyat miskin dan Rakyat kecil, kartu programnya Jokowi hanyalah sebagai abal-abalan supaya rakyat menilai baik tapi, rakyat masih menyesal, gelisah, atas kenaikan harga BBM.
Perwakilan buruh juga menyampaikan atas keluhanya dalam aksi tersebut bahwa “Rakyat sebenarnya tidak sama sekali membutuhkan sosok Presiden dan pemerintah jika kebijakan tidak memihak kepada Rakyat, dulu Pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar 4 M untuk pengadaan Mobil Dinas baru tetapi, kenapa Pemerintah tidak mau menaikan gaji buruh menjadi 3,5 Juta.
Faisol selaku korlap aksi menegaskan bahwa kita dan seluruh elemen masyarakat akan terus mengontrol terkait kebijakan yang tidak pro dengan rakyat ini, kita akan mengadakan aliansi seluruh LSM, ORMAS, OKP, dan Elemen Masyarakat untuk menolak atas kenaikan harga Bbm.
Aksi mahasiswa tersebut berjalan dengan lancar, tidak ada kerusuhan dengan Aparat Keamanan yang berjaga di sekelilingnya namun, apa bila harga BBM tidak segera di stabilkan kembali yang semestinya Mahasiswa akan bertindak radikalis dan mau membuat gerakan sebesar-besarnya dengan PB PMII. (syafik)


Wednesday, November 19, 2014



PMII GRESIK TOLAK KENAIKAN BBM

Gresik. Aktivis yang tergolong Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII menggelar aksi turun jalan di tiga titik yaitu, terminal bunder, jalan tol bunder, dan di pom bensin Kebomas Gresik. 19/11/14.

Mahasiswa menolak kenaikan harga BBM karna, kenaikan harga bbm sama halnya mempersulit dan menyengsarakan masyarakat miskin seperti para petani, nelayan, dan sopir angkot.

Aksi tersebut diwarnai adu mulut dengan aparat keamanan dan Polisi saat  Mahasiswa melakukan orasi di tengah-tengah perempatan tol bunder, sehingga pengendara roda dua maupun roda empat dan yang lainya terganggu saat mau melintas, akhirnya Polisi membubarkan Mahasiswa tersebut.

Namun, mahasiswa tidak hanya diam di tempat itu saja, Mahasiswa melanjutkan aksinya menuju titik yang ke-tiga yaitu, di pom bensin kebomas, gresik. Saat menuju titik api yang ke-tiga Mahasiswa sambil menuntun sepeda motor dan membuka jok belakang sebagai simbolis bahwa “kenaikan harga BBM benar-benar mengganggu aktivitas Rakyat”.

Sampai di pom bensin mahasiswa melanjutkan orasinya lagi, Asroul Faizin selaku ketua Cabang PMII Gresik menyampaikan aspirasinya bahwa, Jokowi yang baru sesusia jagung sudah berani-beraninya menaikkan harga BBM, yang kemudian keputusan tersebut tidak sama sekali memihak kepada Rakyat, kartu sakti Jokowi yang katanya mampu menjamin kesejahteraan masyarakat itu hanya alibi Jokowi saja.

Mahasiswa menuntut agar Presiden Jokowi diturunkan dari jabatanya karna tidak sama sekali memihak pada masyarakat kecil, dan segera dicabut kembali harga bbm tersebut. (syafik)

Thursday, November 13, 2014


MUBEMA
Kamis, 13 november,14. Musyawarah Besar Mahasiswan (Mubema) diselenggarakan kembali, dengan tema “Memahami Realita Demokrasi Dalam Ranah Kultur Greresik” . Acara berlangsung jam 8.00 pagi yang dihendel oleh Ketua Bem Staida.
M. Anam selaku ketua Presiden Bem membeberkan kepada seluruh peserta “ Mubema adalah Musyawarah Besar Mahasiswa yang kemudian untuk mengontrol kegiatan-kegiatan yang ada di Kampus selama satu tahun kemarin, dan merevisi apa yang harus dibenahi terkait kegiatan-kegiatan yang ada di Kampus”.
Mubema tersebut juga mendatangkan 2 (dua) nara sumber yaitu: Bapak Ismail Harianto (Ketua Panwaslu Gresik), Dan Bapak Makmun Selaku Anggota Komisioner Kpu Gresik.
Ismail harianto menegaskan kepada seluruh peserta mubema “ Mahasiswa harus berani mengambil sikap untuk menegakkan keadilan, keadilan harus berada ditangan Rakyat”.
Dan system Demokrasi di Indonesia memang kurang baik, masih banyak petugas yang bermain didalamnya, Seperti halnya yang terjadi di Pulau Panci’an Petugas TPS membuka kotak suara tanpa seizin dan berkordinasi dengan pihak terkait.  Lanjut Makmun.
Acara Mubema tersebut dihadiri kurang lebih 50 Mahasiswa dan Mahasiswi Staida Daruttaqwa  mulai dari semerter 1 sampai semester akhir. Acara tersebut juga berjalan dengan lancar toh walaupun didalamnya banyak yang bertentangan terkait Kinerja Presiden Bem Maupun Anggota Bem.