
desaku yang
sederhana, biasa-biasa saja , disekeliling desaku banyak sawah-sawah,
yang selalu ditanami padi, kedelai, kacang tanah, jagung, dll. setiap
tiga bulan sekali orang petani bersiap-siap memanen hasil dari
tanamanya, dan setiap musim panen pasti harga-harga tanaman langsung
turun drastis, kedelai yang dulunya 8000 perkilo kalau musim panen
menjadi 3000/4000 perkilo, jagung yang biasanya 4500 perkilo kalau
dimusim panen menjadi 2500 perkilo. aku merasa kasihan sama nasibnya
orang-orang petani di desaku, mereka tertipu tatkala waktu panen.
siapakah yang bermain didalam sana, karna waktu panen orang petani mau
tidak mau ya harus menjual hasil panenya demi menyambung hidup.
terkadang hasil dari panenya tidak seimbang sama biaya yang dikeluarkan,
mulai dari tenaga, pupuk, dan merawat tanamanya tiap hari. desaku
jalanya juga tidak pernah baik, padahal per-desa juga mendapatkan dana
APBN, entah mengapa jalan di desaku tak pernah berkunjung baik,
dimanakah dana itu, ataukah dana itu dipermainkan sama pegawai-pegawai
atau pejabat-pejabat yang bersangkutan, seperti jalan yang ada di daerah
purwodadi, panunggalan, jambon, jalan itu kayak sudah tidak layak lagi
untuk dilewati, jalan yang banyak lubangnya, sudah retak parah,
mengenaskan, padahal setiap ada calek mereka saling melontarkan janji,
tawaran, bila aku jadi rakyat akan makmur, sejahtera , dan berjanji akan
membangun jalan raya, namun semuanya hanya terucap dalam bibir manyun
alias palsu. lebih baik sama-sama kompak tidak usah memilih caleg, atau
capres dan cawapres bila ia tidak benar-benar menjamin rakyatnya.
No comments:
Post a Comment